Jumat, 08 Februari 2013
Browse Manual »
Wiring »
kelengkeng
»
BUDIDAYA KELENGKENG PINGPONG
BUDIDAYA KELENGKENG PINGPONG
BERITA PELUANG USAHA
BUDIDAYA KELENGKENG PINGPONG
Kelengkeng okulasi lebih cepat berbuah (2)
Oleh Fahriyadi - Selasa, 07 Februari 2012 | 15:09 WIB
Budidaya kelengkeng pingpong semakin diminati. Selain bisa tumbuh di dataran rendah, membudidayakan tanaman ini juga relatif mudah. Selain matahari, pertumbuhan kelengkeng dipengaruhi tingkat kesuburan tanah, curah hujan, dan pola tanam. Jika dirawat secara benar, dijamin berbuah lebih banyak.
Kelengkeng Pingpong berasal dari Vietnam yang dibawa masuk ke Indonesia sejak beberapa tahun silam. Berbeda dengan kelengkeng lokal, kelengkeng pingpong tumbuh dan berbuah di dataran rendah. Membudidayakan tanaman ini juga relatif mudah.
Sudarwito, pemilik Sogol Agro Nursery bilang, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan tanaman buah ini. Menurut pria yang akrab disapa Totok ini, kelengkeng pingpong dapat ditanam pada iklim basah, agak basah dan sedang, dengan curah hujan antara 1.500 milimeter (mm)-3.000 mm per tahun.
Lokasi yang paling baik untuk budidaya kelengkeng ini berada 300 meter di atas permukaan laut (dpl). "Bisa saja di atas itu, namun hasilnya tidak optimal dan buahnya kecil," kata Totok.
Pohon kelengkeng pingpong dapat dibudidayakan lewat sistem perkawinan alias okulasi atau melalui benih. Pohon yang berasal dari okulasi lebih digemari lantaran lebih cepat menghasilkan buah. Belum genap setahun sejak ditanam sudah mulai berbuah.
Jauh lebih cepat dibanding kelengkeng pingpong non-okulasi yang baru berbuah setelah berumur 1,5 tahun. Totok bilang, sebelum melakukan penanaman bibit, pembudidaya harus menyiapkan lubang penanaman yang dibiarkan selama satu minggu.
Untuk bibit yang besar ukuran lubang adalah 0,75 meter (m) x 0,75 m x 0,75 m. Sedangkan untuk bibit kecil ukuran 0,5 m x 0,5 m x 0,5 m. Jarak antar tanaman idealnya sekitar 5 hingga 6 meter.
Media tanaman adalah pupuk kandang dan tanah dengan komposisi 1:2. Media tanam itu didiamkan dalam lubang selama tujuh hari sebelum bibit ditanam.
Wiwik Wijayahadi, pemilik Leira Fruit di Yogyakarta menambahkan, sebagai buah tropis, kelengkeng pingpong akan semakin baik jika terkena sengatan matahari yang terik.
Untuk itu, ia menyarankan tanaman selalu diusahakan terkena sinar matahari. Sinar matahari yang terik akan membuat buah kelengkeng menjadi berwarna cokelat kemerahan dan memiliki daya tarik tersendiri di pasaran.
Selain matahari, pertumbuhan kelengkeng ini juga dipengaruhi tingkat kesuburan tanah, curah hujan, dan pola tanam. Pemupukan dengan urea dan penyiraman juga harus secara teratur setiap harinya. "Pada musim hujan penyiraman harus dibatasi karena kadar air dalam tanah sudah lebih dari cukup," jelas Wiwik.
Meski sudah melakukan perawatan intensif, bukan berarti tanaman kelengkeng ini tak luput dari ancaman. Musuh utama tanaman yang mampu berbuah sekitar 5 sampai 10 kilogram (kg) per pohon ini adalah kelelawar. Biasanya, kelelawar mulai mengintai ketika tanaman memasuki masa pembuahan. "Tanaman ini selalu diintai banyak kelelawar karena aromanya harum semerbak," ujar Wiwik.
Supaya terhindar dari serangan kelelawar, Wiwik menyarankan, buah kelengkeng yang belum siap panen agar dibungkus dengan anyaman bambu. Selain kelelawar, ancaman hama seperti kutu daun juga bisa merusak tanaman kelengkeng. Kutu daun ini biasanya melahap daun muda yang baru tumbuh. "Untuk mengantisipasi kutu daun, bisa menggunakan pestisida secukupnya," tandasnya.
Pemangkasan ranting juga perlu dilakukan saat tanaman sudah mencapai ketinggian 1,5 meter. Tujuannya untuk memperbanyak ranting, sehingga kelengkeng pingpong berbuah lebih banyak. Tak lupa, berikan juga pupuk secara rutin. Pemupukan bisa dilakukan tiga kali dalam setahun.
Hal lain yang perlu diperhatikan ialah soal ketinggian tanah. Wiwik menerangkan, meskipun kelengkeng ini dapat tumbuh di ketinggian 800 meter dpl, namun hal itu sama sekali tak disarankan karena pertumbuhannya lebih lama ketimbang ditanam pada 300 meter dpl.
Ia mengilustrasikan, di daerah puncak Jawa Barat, tanaman kelengkeng bisa hidup dan tumbuh secara normal. Namun, pertumbuhannya tidak seperti di daerah dataran rendah di wilayah Yogyakarta. "Selain soal waktu, perbedaan karakter tanah juga berpengaruh terhadap hasil buah," ujarnya.
Wiwik bilang, kelengkeng Pingpong yang berkualitas adalah yang berdaging tebal dan berbiji mungil. Kesalahan memilih area tanam bisa berdampak pada daging buah yang agak tipis dan biji yang lebih besar. Jika semua syarat itu terpenuhi maka hanya diperlukan waktu selama sekitar 130 hari sejak tahap pembungaan hingga masa panen.
(Selesai)
Sumber:
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/kelengkeng-okulasi-lebih-cepat-berbuah-2
Kelengkeng Pingpong berasal dari Vietnam yang dibawa masuk ke Indonesia sejak beberapa tahun silam. Berbeda dengan kelengkeng lokal, kelengkeng pingpong tumbuh dan berbuah di dataran rendah. Membudidayakan tanaman ini juga relatif mudah.
Sudarwito, pemilik Sogol Agro Nursery bilang, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan tanaman buah ini. Menurut pria yang akrab disapa Totok ini, kelengkeng pingpong dapat ditanam pada iklim basah, agak basah dan sedang, dengan curah hujan antara 1.500 milimeter (mm)-3.000 mm per tahun.
Lokasi yang paling baik untuk budidaya kelengkeng ini berada 300 meter di atas permukaan laut (dpl). "Bisa saja di atas itu, namun hasilnya tidak optimal dan buahnya kecil," kata Totok.
Pohon kelengkeng pingpong dapat dibudidayakan lewat sistem perkawinan alias okulasi atau melalui benih. Pohon yang berasal dari okulasi lebih digemari lantaran lebih cepat menghasilkan buah. Belum genap setahun sejak ditanam sudah mulai berbuah.
Jauh lebih cepat dibanding kelengkeng pingpong non-okulasi yang baru berbuah setelah berumur 1,5 tahun. Totok bilang, sebelum melakukan penanaman bibit, pembudidaya harus menyiapkan lubang penanaman yang dibiarkan selama satu minggu.
Untuk bibit yang besar ukuran lubang adalah 0,75 meter (m) x 0,75 m x 0,75 m. Sedangkan untuk bibit kecil ukuran 0,5 m x 0,5 m x 0,5 m. Jarak antar tanaman idealnya sekitar 5 hingga 6 meter.
Media tanaman adalah pupuk kandang dan tanah dengan komposisi 1:2. Media tanam itu didiamkan dalam lubang selama tujuh hari sebelum bibit ditanam.
Wiwik Wijayahadi, pemilik Leira Fruit di Yogyakarta menambahkan, sebagai buah tropis, kelengkeng pingpong akan semakin baik jika terkena sengatan matahari yang terik.
Untuk itu, ia menyarankan tanaman selalu diusahakan terkena sinar matahari. Sinar matahari yang terik akan membuat buah kelengkeng menjadi berwarna cokelat kemerahan dan memiliki daya tarik tersendiri di pasaran.
Selain matahari, pertumbuhan kelengkeng ini juga dipengaruhi tingkat kesuburan tanah, curah hujan, dan pola tanam. Pemupukan dengan urea dan penyiraman juga harus secara teratur setiap harinya. "Pada musim hujan penyiraman harus dibatasi karena kadar air dalam tanah sudah lebih dari cukup," jelas Wiwik.
Meski sudah melakukan perawatan intensif, bukan berarti tanaman kelengkeng ini tak luput dari ancaman. Musuh utama tanaman yang mampu berbuah sekitar 5 sampai 10 kilogram (kg) per pohon ini adalah kelelawar. Biasanya, kelelawar mulai mengintai ketika tanaman memasuki masa pembuahan. "Tanaman ini selalu diintai banyak kelelawar karena aromanya harum semerbak," ujar Wiwik.
Supaya terhindar dari serangan kelelawar, Wiwik menyarankan, buah kelengkeng yang belum siap panen agar dibungkus dengan anyaman bambu. Selain kelelawar, ancaman hama seperti kutu daun juga bisa merusak tanaman kelengkeng. Kutu daun ini biasanya melahap daun muda yang baru tumbuh. "Untuk mengantisipasi kutu daun, bisa menggunakan pestisida secukupnya," tandasnya.
Pemangkasan ranting juga perlu dilakukan saat tanaman sudah mencapai ketinggian 1,5 meter. Tujuannya untuk memperbanyak ranting, sehingga kelengkeng pingpong berbuah lebih banyak. Tak lupa, berikan juga pupuk secara rutin. Pemupukan bisa dilakukan tiga kali dalam setahun.
Hal lain yang perlu diperhatikan ialah soal ketinggian tanah. Wiwik menerangkan, meskipun kelengkeng ini dapat tumbuh di ketinggian 800 meter dpl, namun hal itu sama sekali tak disarankan karena pertumbuhannya lebih lama ketimbang ditanam pada 300 meter dpl.
Ia mengilustrasikan, di daerah puncak Jawa Barat, tanaman kelengkeng bisa hidup dan tumbuh secara normal. Namun, pertumbuhannya tidak seperti di daerah dataran rendah di wilayah Yogyakarta. "Selain soal waktu, perbedaan karakter tanah juga berpengaruh terhadap hasil buah," ujarnya.
Wiwik bilang, kelengkeng Pingpong yang berkualitas adalah yang berdaging tebal dan berbiji mungil. Kesalahan memilih area tanam bisa berdampak pada daging buah yang agak tipis dan biji yang lebih besar. Jika semua syarat itu terpenuhi maka hanya diperlukan waktu selama sekitar 130 hari sejak tahap pembungaan hingga masa panen.
(Selesai)
Sumber:
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/kelengkeng-okulasi-lebih-cepat-berbuah-2
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar