Minggu, 10 Februari 2013
Browse Manual »
Wiring »
Tanaman Blacklist
»
Mengenal Sejarah Opium
3400 Sebelum Masehi (SM). Tanaman bernama Latin Papaver somniferum ini (biasa disebut tanaman poppy) pertama kali ditanam di lembah Mesopotamia. Orang-orang Sumeria menyebutnya sebagai “tanaman kesenangan”. Euforia tanaman opium ini kemudian menyebar pada orang-orang Asyiria dan Babilonia. Dari tangan mereka kemudian menyebar hingga ke Mesir.
1300 SM. Ladang tanaman opium kemudian dikembangkan di ibu kota Mesir, Thebes. Perdagangan opium pun mulai dilakukan pada saat raja Thutmose IV, Akhenaton, dan Tutankhamen. Rute perdagangan opium ini kemudian meluas hingga melintas Laut Mediterania menuju Yunani dan Eropa.
1100 SM. Di Kepulauan Ciprus, orang-orang mulai mengambil dan memisahkan biji tanaman opium saat panen tiba. Mereka juga mulai melakukan budi daya, jual beli, serta mengisap opium sebelum masa jatuhnya Troy.
460 SM. “Bapak Kedokteran” Hippocrates menyatakan bahwa opium berfungsi sebagai bahan narkotika dan mampu mengobati penyakit dalam, terutama pada kaum perempuan dan mengatasi berbagai epideminya.
330 SM. Alexander Agung memperkenalkan opium pada masyarakat Persia dan India.
300 SM. Opium digunakan oleh orang Arab, Yunani, dan Romawi sebagai obat penenang dan obat tidur.
160-180 Masehi (M). Kaisar Roma, Marcus Aurelius, selalu menggunakan opium untuk membantunya tidur.
440 M. Opium yang ada di Mesir mulai dikenal oleh orang Cina melalui para pedagang Arab.
1300 M. Opium menghilang selama 200 tahun dari sejarah Eropa. Opium dianggap tabu karena melanggar kesucian gereja. Pada masa itu, segala sesuatu yang berasal dari Timur dianggap terikat dengan setan.
1500 M. Orang Portugis yang berdagang melintas Laut Cina Timur kembali mengenalkan opium
1527 M. Pada era reformasi, opium kembali diperkenalkan di Eropa dalam bidang kedokteran. Pil hitam yang juga disebut sebagai “batu kematian” terbuat dari opium thebaicum, jus jeruk, dan saripati emas dikenal sebagai obat antinyeri.
1600 M. Penduduk Persia dan India mulai memakan dan meminum campuran opium untuk kesenangan. Di belahan dunia lainnya, orang Portugis memperdagangkan opium hingga ke Makao dan diteruskan hingga ke Cina.
1606 M. Kapal yang disewa oleh Ratu Elzabeth I diinstruksikan untuk membawa opium kualitas terbaik dari India dan membawanya ke Inggris.
1680 M. Apoteker Inggris, Thomas Sydenham, memperkenalkan Laudanum Sydenham, obat penyembuh berbagai macam penyakit. Obat tersebut terbuat dari opium, anggur manis, dan sejumlah tanaman herba.
1700 M. Kapal Belanda membawa opium dari India menuju Cina hingga ke Asia Tenggara. Orang Belanda mulai mengenalkan praktik mengisap rokok dari opium dalam pipa kepada orang Cina.
1729 M. Kaisar Cina, Yung Cheng, melarang penggunaan opium untuk rokok dan perdagangannya secara domestik. Namun, penggunaan opium untuk obat-obatan masih diperbolehkan dengan pengawasan ekstra ketat.
1750 M. Perusahaan Inggris India Timur (British East India Company) mengontrol perdagangan opium di Bengal dan Buhar, salah satu distrik di India. Inggris banyak membawa opium dan memperdagangkannya dari Kalkuta ke Cina.
1753 M. “Bapak Botani” Carolus Linnaeus pertama kali mengklasifikasikan tanaman opium sebagai Papaver somniferum yang berarti perangsang tidur dalam bukunya Genera Plantarum.
1793 M. British East India Company memonopoli perdagangan opium. Semua tanaman opium yang ada di India tak boleh dijual pada perusahaan lain yang menjadi pesaingnya.
1799 M. Kaisar Cina, Kia King, melarang opium secara keseluruhan baik perdagangan maupun budi dayanya. Tak terkecuali untuk obat-obatan. Pada masa itu, opium diidentikkan dengan perilaku kriminal, korupsi, serta tindakan anarkis. Alasan itu yang membuat peredaran opium dilarang.
1800 M. The British Levant Company membeli hampir semua opium yang didatangkan dari Smyrna Turki untuk diperdagangkan di Eropa dan Amerika Serikat.
1803 M. Friedrich Wilhelm Serturner dari Jerman menemukan bahan aktif dari opium dengan melarutkannya dalam asam kemudian menetralisasinya dengan amonia dan dihasilkan jenis alkaloid berupa morfin. Para ahli fisika percaya bahwa opium telah dapat ‘dijinakkan’. Saat itu, morfin disebut-sebut sebagai ‘obat para dewa’ karena kemampuannya, efek sembuh yang lama dan aman.
1839 M. Opium dituduh bertanggung jawab atas banyaknya bayi yang lahir prematur dan tingginya kematian bayi. Unsur opium juga terkandung dalam 186 dari 543 orang yang meninggal karena keracunan. Sebanyak 72 orang di antaranya adalah anak-anak.
1850-1865 M. Di Amerika, puluhan dari ribuan pekerja asal Cina yang berimigrasi ke AS membawa kebiasaan mereka yaitu mengisap opium.
1878 M. San Francisco melegalkan impor, perdagangan, dan penggunaan opium.
1887 M. Impor opium oleh orang Cina (tapi bukan oleh orang Amerika) dilarang keras di Amerika.
1900-1906 M. Di Cina, 27 persen dari populasi pria dewasa ketagihan opium. Jumlah tersebut merupakan 3,5 persen total populasi Cina saat itu.
1906 M. Lebih dari 50.000 jenis obat yang berbahan opium telah dipatenkan. (Deni Yudiawan/”PR”/dari berbagai sumber)***Link Sumber
Mengenal Sejarah Opium
3400 Sebelum Masehi (SM). Tanaman bernama Latin Papaver somniferum ini (biasa disebut tanaman poppy) pertama kali ditanam di lembah Mesopotamia. Orang-orang Sumeria menyebutnya sebagai “tanaman kesenangan”. Euforia tanaman opium ini kemudian menyebar pada orang-orang Asyiria dan Babilonia. Dari tangan mereka kemudian menyebar hingga ke Mesir.
1300 SM. Ladang tanaman opium kemudian dikembangkan di ibu kota Mesir, Thebes. Perdagangan opium pun mulai dilakukan pada saat raja Thutmose IV, Akhenaton, dan Tutankhamen. Rute perdagangan opium ini kemudian meluas hingga melintas Laut Mediterania menuju Yunani dan Eropa.
1100 SM. Di Kepulauan Ciprus, orang-orang mulai mengambil dan memisahkan biji tanaman opium saat panen tiba. Mereka juga mulai melakukan budi daya, jual beli, serta mengisap opium sebelum masa jatuhnya Troy.
460 SM. “Bapak Kedokteran” Hippocrates menyatakan bahwa opium berfungsi sebagai bahan narkotika dan mampu mengobati penyakit dalam, terutama pada kaum perempuan dan mengatasi berbagai epideminya.
330 SM. Alexander Agung memperkenalkan opium pada masyarakat Persia dan India.
300 SM. Opium digunakan oleh orang Arab, Yunani, dan Romawi sebagai obat penenang dan obat tidur.
160-180 Masehi (M). Kaisar Roma, Marcus Aurelius, selalu menggunakan opium untuk membantunya tidur.
440 M. Opium yang ada di Mesir mulai dikenal oleh orang Cina melalui para pedagang Arab.
1300 M. Opium menghilang selama 200 tahun dari sejarah Eropa. Opium dianggap tabu karena melanggar kesucian gereja. Pada masa itu, segala sesuatu yang berasal dari Timur dianggap terikat dengan setan.
1500 M. Orang Portugis yang berdagang melintas Laut Cina Timur kembali mengenalkan opium
1527 M. Pada era reformasi, opium kembali diperkenalkan di Eropa dalam bidang kedokteran. Pil hitam yang juga disebut sebagai “batu kematian” terbuat dari opium thebaicum, jus jeruk, dan saripati emas dikenal sebagai obat antinyeri.
1600 M. Penduduk Persia dan India mulai memakan dan meminum campuran opium untuk kesenangan. Di belahan dunia lainnya, orang Portugis memperdagangkan opium hingga ke Makao dan diteruskan hingga ke Cina.
1606 M. Kapal yang disewa oleh Ratu Elzabeth I diinstruksikan untuk membawa opium kualitas terbaik dari India dan membawanya ke Inggris.
1680 M. Apoteker Inggris, Thomas Sydenham, memperkenalkan Laudanum Sydenham, obat penyembuh berbagai macam penyakit. Obat tersebut terbuat dari opium, anggur manis, dan sejumlah tanaman herba.
1700 M. Kapal Belanda membawa opium dari India menuju Cina hingga ke Asia Tenggara. Orang Belanda mulai mengenalkan praktik mengisap rokok dari opium dalam pipa kepada orang Cina.
1729 M. Kaisar Cina, Yung Cheng, melarang penggunaan opium untuk rokok dan perdagangannya secara domestik. Namun, penggunaan opium untuk obat-obatan masih diperbolehkan dengan pengawasan ekstra ketat.
1750 M. Perusahaan Inggris India Timur (British East India Company) mengontrol perdagangan opium di Bengal dan Buhar, salah satu distrik di India. Inggris banyak membawa opium dan memperdagangkannya dari Kalkuta ke Cina.
1753 M. “Bapak Botani” Carolus Linnaeus pertama kali mengklasifikasikan tanaman opium sebagai Papaver somniferum yang berarti perangsang tidur dalam bukunya Genera Plantarum.
1793 M. British East India Company memonopoli perdagangan opium. Semua tanaman opium yang ada di India tak boleh dijual pada perusahaan lain yang menjadi pesaingnya.
1799 M. Kaisar Cina, Kia King, melarang opium secara keseluruhan baik perdagangan maupun budi dayanya. Tak terkecuali untuk obat-obatan. Pada masa itu, opium diidentikkan dengan perilaku kriminal, korupsi, serta tindakan anarkis. Alasan itu yang membuat peredaran opium dilarang.
1800 M. The British Levant Company membeli hampir semua opium yang didatangkan dari Smyrna Turki untuk diperdagangkan di Eropa dan Amerika Serikat.
1803 M. Friedrich Wilhelm Serturner dari Jerman menemukan bahan aktif dari opium dengan melarutkannya dalam asam kemudian menetralisasinya dengan amonia dan dihasilkan jenis alkaloid berupa morfin. Para ahli fisika percaya bahwa opium telah dapat ‘dijinakkan’. Saat itu, morfin disebut-sebut sebagai ‘obat para dewa’ karena kemampuannya, efek sembuh yang lama dan aman.
1839 M. Opium dituduh bertanggung jawab atas banyaknya bayi yang lahir prematur dan tingginya kematian bayi. Unsur opium juga terkandung dalam 186 dari 543 orang yang meninggal karena keracunan. Sebanyak 72 orang di antaranya adalah anak-anak.
1850-1865 M. Di Amerika, puluhan dari ribuan pekerja asal Cina yang berimigrasi ke AS membawa kebiasaan mereka yaitu mengisap opium.
1878 M. San Francisco melegalkan impor, perdagangan, dan penggunaan opium.
1887 M. Impor opium oleh orang Cina (tapi bukan oleh orang Amerika) dilarang keras di Amerika.
1900-1906 M. Di Cina, 27 persen dari populasi pria dewasa ketagihan opium. Jumlah tersebut merupakan 3,5 persen total populasi Cina saat itu.
1906 M. Lebih dari 50.000 jenis obat yang berbahan opium telah dipatenkan. (Deni Yudiawan/”PR”/dari berbagai sumber)***Link Sumber
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar