Sabtu, 09 Februari 2013

Browse Manual » Wiring » » » Pembuatan Pupuk Organik dari Urine Kambing

Pembuatan Pupuk Organik dari Urine Kambing

Telah banyak yang memahas tentang manfaat dari penggunaan pupuk organic bagi tanaman dan dampaknya bagi semakin membaiknya struktur tanah. Dan telah banyak juga artikel yang membahas tentang dampak buruk dari penggunaan pupuk kimia secara kontinyu dalam jangka panjang. Disini, rasanya saya tidak perlu panjang lebar menjelaskan tentang hal ini, karena pada dasaranya saya sendiri tidak lebih ‘jago’ dari pembaca sekalian.
Jika pembaca melakukan pencarian di search engine seperti google, yahoo, bing, dan lain sebagainya, pembaca akan menemui banyak sekali metode yang bisa dipakai untuk membuat pupuk organic dari kotoran hewan ternak. Artikel yang akan pembaca simak di sini merupakan artikel yang saya susun dari hasil merangkum artikel dari http://kambingonline.net yang merupakan saduran dari sharing oleh Exotic Farm Indonesia (http://bandungkambingetawa.wordpress.com) di Bandung, Jawa Barat. Sharing dalam artikel ini semata-mata bertujuan untuk lebih memasyarakatkan penggunaan pupuk organic dan semakin meningkatkan kemampuan para petani untuk bisa membuat pupuk organic secara mandiri dari kotoran ternak yang biasanya mereka pelihara sebagai usaha sambilan.
Dalam artikel ini, penulis akan focus pada pembuatan pupuk organic dengan bahan dasar dari air urine kambing. Air urine kambing merupakan salah satu hasil sampingan dari usaha peternakan kami yang jika diseriusi akan menghasilkan tambahan penghasilan yang cukup menggiurkan.
Berikut bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat pupuk organic berbahan dasar dari air urine kambing:
1.       (Satu) drum plastic urine dengan kapasitas 150 liter.
2.       Tetes Tebu/Molasses 750 ml.
3.       Empon-empon (Temulawak, Temuireng, Kunyit dll) 5kg.
4.       Bacteri R Bacillus dan Azobacter sebagai starter fermenter 250 ml. Karena kesulitan serta tidak tahu belinya dimana bakteri tersebut, maka saya menggantinya dengan EM4 sebagai starter fermenter.
Bakteri EM4 dan Molases dilarutkan dalam air jernih sebanyak 10 liter kemudian dituangkan ke dalam drum urine, empon-empon dihancurkan dan dimasukan ke dalam drum. Setelah tercampur antara urine dan bahan-bahan tersebut kemudian urine diaduk sampai rata selama 15 menit, kemudian drum plastic ditutup rapat. Lakukan pengadukan setiap hari selama 15 menit dan kemudian drum ditutup rapat kembali selama tujuh hari.
Setelah tujuh hari urine dipompa dengan menggunakan pompa yang biasa digunakan pada aquarium dan dilewatkan melalui talang plastik dengan panjang 2m yang dibuat seperti tangga selama 3 jam, tujuan proses ini untuk penipisan atau menguapkan kandungan gas ammonia, agar tidak berbahaya bagi tanaman yang akan dberi pupuk bio urine tersebut. Kemudian pupuk cair ini siap digunakan.
Untuk aplikasi pupuk cair ini bisa digunakan dengan cara disiramkan dan atau disemprotkan, kondisi tanah sebelum tanam diolah terlebih dahulu dengan menggunakan kotoran kambing. Berikut cara pemakaian bio urine:
1.  Untuk tanaman semusim dan rumput: Campur bio urine + air dengan perbandingan 1 : 2.
2.  King Grass: Pemakaian dengan disiramkan setiap setelah rumput diarit.
3.  Jagung, Ubi, Singkong, Cabe dll: Pemakaian dengan disiramkan dan disemprotkan 2 minggu sekali.
4.  Untuk tanaman industri dengan asumsi tanamannya baru ditanam dengan ketinggian rata-rata 80 cm: Campur bio urine + air dengan perbandingan 1:1.
5.  Sengon(Albasia), Turi, Mahoni, Nangka, Ketapang dll: Pemakaian dengan cara disiram dan disemprotkan 2 minggu sekali.
Demikian pembuatan pupuk cair bio urine yang saya lakukan, hasil yang diperoleh dari pemakaian pupuk cair bio urine, dan jika ada pengembangan lebih lanjut termasuk apabila ada pemakaian bahan baru dari pupuk kimia sebagai pelengkap akan saya share pada artikel berikut. Tak lupa mohon masukannya dari para senior apabila ada metoda yang lebih baik dalam pengolahan bio urine tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar