Sabtu, 09 Februari 2013

Browse Manual » Wiring » Pengisian Khutukan dengan DOC baru

Pengisian Khutukan dengan DOC baru

Tindakan yang harus dilakukan peternak pada waktu mengisi indukan dengan DOC baru ialah, mencek jumlah DOC yang baru tiba dari agen, menyortir, dan mengatur kepadatan.
  1. Pada saat DOC didalam kemasan dibuka, dan kemudian dimasukkan kedalam indukan, peternak harus mencek jumlah DOC tersebut dengan cara menghitungnya satu per satu. Jumlah DOC harus sesuai dengan jumlah yang tertera pada kemasan atau sesuai dengan keterangan dari agenya.

  2. Menyortir DOC.
    Bersamaan dengan perhitungan DOC yang akan dimasukan ke dalam indukan, peternak dapat melakukan seleksi atau penyortiran sekaligus terhadap anak ayam yangh cacat, misalnya kaki pengkor, terlalu kecil, lemah dan sebagainya.
    Semua DOC yang cacat tidak perlu dimasukkan ke dalam indukan, dan lebih baik dipisahkan/dikeluarkan saja. Hal ini dilakukan karena anak ayam petelur akan dipelihara dalam waktu panjang, minimal selama 18 bulan. Berbeda dengan DOC broiler, walaupun DOC broiler tersebut cacat, tetapi dipertahankan untuk terus dipelihara dalam waktu singkat, 36-42 hari saja. Sementara, DOC yang mamti dalam kemasan (boks) atau mati saat tiba, dan jumlah kematian tersebut cukup tinggi, maka menunjukkan adanya ketidakwajaran. Kasus semcam itu harus segera dilaporkan kepada agen sehingga agen segera dapat bertindak sesuai kesepakatan yang ada.

  3. Mengatur kepadatan ruang indukan
    Sebagai pedoman, peternak dapat mengatur ruang indukan dengan kepadatan untuk tiap 100 ekor anak ayam, sebagai berikut:
    1) umur 0-1 minggu : 1 m2
    2) umur 1-2 minggu : 2 m2
    3) umur 2-3 minggu : 3 m2
    4) umur 3-4 minggu : 4 m2

    Beberapa kemungkinan yang dapat terjadi, bila kepadatan ruang indukan berlebihan:
    1. Pertumbuhan Tidak seragam.
      Bagi anak ayam yang kalah dalam kelompoknya, mereka akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan jatah makan dalam jumlah yang cukup. Sehingga dengan demikian, pertumbuhanya juga akan terhambat dan kalah dibanding yang lain.

    2. Kanibalisme.
      Dalam kondisi ruangan dengan tidak saling mengenal ini populasi yang terlalu padat pada umumnya anak ayam tidak saling mengenal, mereka hanya mengenal sesama kawan dalam kelompok terbatas. Anak ayam yang tidak saling mengenal ini akan saling membunuh. Perebutan dalam mendapatkan jatah makanan yang tidak cukup, juga dapat memacu timbulnya kanibalisme.

    3. Kelembapan dan kadar amonia meningkat.
      Semakin padat suatu ruangan, semakin tinggi juga kelembapan dan kadar amonia nya. Hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya kotoran, sisa metabolisme, dan juga makanan yang tercecer per satuan luas ruangan. Sehingga udara segar dalam ruangan pun semakin berkurang.
      Untuk menciptakan ruang gerak yang cukup nyaman bagi anak ayam dan kesegaran udara dengan kelembapan yang optimal, maka pada setiap waktu peternak harus dapat menambah luas ruangan sesuai dengan meningkatnya umur dan berkembangnya anak ayam. Jika tidak, anak ayam akan berdesak-desakan karena luas kandang yang pertama tidak memadai lagi. Dengan kondisi semacam ini, luas kandang harus diatur kembali dengan cara menggeser pembatas indukan, satu minggu sekali atau dengan memindahkan sebagian anak ayam kedalam indukan yang lain.

--- semoga bermanfaat---


Tidak ada komentar:

Posting Komentar