Sabtu, 09 Februari 2013

Browse Manual » Wiring » » » Budidaya Ternak Sapi Perah

Budidaya Ternak Sapi Perah


Sejarah Singkat

Sapiadalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja dankebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% (45-55%) kebutuhan daging didunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit. Sapi berasal dari familiBovidae. seperti halnya bison, banteng, kerbau (Bubalus), kerbau Afrika(Syncherus), dan anoa.

Domestikasi sapi mulai dilakukan sekitar 400 tahun SM. Sapi diperkirakanberasal dari Asia Tengah, kemudian menyebar ke Eropa, Afrika dan seluruhwilayah Asia. Menjelang akhir abad ke-19, sapi Ongole dari Indiadimasukkan ke pulau Sumba dan sejak saat itu pulau tersebut dijadikan tempatpembiakan sapi Ongole murni.

Pada tahun 1957 telah dilakukan perbaikan mutu genetik sapi Madura dengan jalanmenyilangkannya dengan sapi Red Deen. Persilangan lain yaitu antara sapilokal (peranakan Ongole) dengan sapi perah Frisian Holstein diGrati guna diperoleh sapi perah jenis baru yang sesuai dengan iklim dan kondisidi Indonesia.

Sentra Peternakan

Sentrapeternakan sapi di dunia ada di negara Eropa (Skotlandia, Inggris, Denmark,Perancis, Switzerland, Belanda), Italia, Amerika, Australia, Afrika dan Asia(India dan Pakistan). Sapi Friesian Holstein misalnya, terkenal dengan produksisusunya yang tinggi (+ 6350 kg/th), dengan persentase lemak susu sekitar3-7%. 

Namundemikian sapi-sapi perah tersebut ada yang mampu berproduksi hingga mencapai25.000 kg susu/tahun, apabila digunakan bibit unggul, diberi pakan yang sesuaidengan kebutuhan ternak, lingkungan yang mendukung dan menerapkan budidayadengan manajemen yang baik. Saat ini produksi susu di dunia mencapai 385 jutam2/ton/th, khususnya pada zone yang beriklim sedang. Produksi susu sapi di PSPB masih kurang dari 10 liter/hari dan jauh daristandar normalnya 12 liter/hari (rata-ratanya hanya 5-8 liter/hari).

Jenis

Secara garis besar, bangsa-bangsa sapi (Bos) yangterdapat di dunia ada dua, yaitu :

(1) kelompok yang berasal dari sapi Zebu (Bosindicus) atau jenis sapi yang berpunuk, yang berasal dan tersebar didaerah tropis
(2) kelompok dari Bos primigenius, yangtersebar di daerah sub tropis atau lebih dikenal dengan Bos Taurus.

Jenis sapi perah yang unggul dan paling banyak dipelihara adalah sapi Shorhorn(dari Inggris), Friesian HolsteinYersey (dari selat Channel antaraInggris dan Perancis), Brown Swiss (dari Switzerland), Red Danish(dari Denmark) dan Droughtmaster (dari Australia). (dari Belanda),

Hasil survei di PSPB Cibinong menunjukkan bahwa jenis sapi perah yang palingcocok dan menguntungkan untuk dibudidayakan di Indonesia adalah FrisienHolstein

Manfaat

Peternakan sapi menghasilkan daging sebagai sumberprotein, susu, kulit yang dimanfaatkan untuk industri dan pupuk kandang sebagaisalah satu sumber organik lahan pertanian.

Persyaratan Lokasi
  
Lokasi yang ideal untuk membangun kandang adalahdaerah yang letaknya cukup jauh dari pemukiman penduduk tetapi mudah dicapaioleh kendaraan. Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal10 meter dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang serta dekatdengan lahan pertanian. Pembuatannya dapat dilakukan secara berkelompok ditengah sawah atau ladang.

Pedoman Teknis
 
Penyiapan Sarana dan Peralatan

Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal,tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal,penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandangyang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang salingberhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebutbiasanya dibuat jalur untuk jalan.

Pembuatan kandang untuk tujuan penggemukan (kereman) biasanya berbentuk tunggalapabila kapasitas ternak yang dipelihara hanya sedikit. Namun, apabila kegiatanpenggemukan sapi ditujukan untuk komersial, ukuran kandang harus lebih luas danlebih besar sehingga dapat menampung jumlah sapi yang lebih banyak.

Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagaipenyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau semen, dan mudah dibersihkandari kotoran sapi. Lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alaskandang yang hangat.

Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernah dipakai harus disuci hamakanterlebih dahulu dengan desinfektan, seperti creolin, lysol, dan bahan-bahanlainnya.

Ukuran kandang yang dibuat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5x2 m atau2,5x2 m, sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah 1,8x2 m dan untuk anak sapicukup 1,5x1 m per ekor, dengan tinggi atas + 2-2,5 m dari tanah. Temperatur disekitar kandang 25-40 derajat C (rata-rata 33 derajat C) dan kelembaban 75%.Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah (100-500 m) hinggadataran tinggi (> 500 m).

Pembibitan

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bibit sapi perahbetina dewasa adalah:
(a) produksi susu tinggi,
(b) umur 3,5-4,5 tahun dan sudah pernah beranak,
(c) berasal dari induk dan pejantan yang mempunyaieturunan produksi susu tinggi,
(d) bentuk tubuhnya seperti baji,
(e) matanya bercahaya, punggung lurus, bentuk kepalabaik, jarak kaki depan atau kaki belakang cukup lebar serta kaki kuat,
(f) ambing cukup besar, pertautan pada tubuh cukup baik,apabila diraba lunak, kulit halus, vena susu banyak, panjang dan berkelokkelok,puting susu tidak lebih dari 4, terletak dalam segi empat yang simetris dantidak terlalu pendek,
(g) tubuh sehat dan bukan sebagai pembawa penyakitmenular,
(h) tiap tahun beranak.

Sementara calon induk yang baik antara lain:
(a) berasal dari induk yang menghasilkan air susu tinggi,
(b) kepala dan leher sedikit panjang, pundak tajam, badancukup panjang, punggung dan pinggul rata, dada dalam dan pinggul lebar,
(c) jarak antara kedua kaki belakang dan kedua kaki depancukup lebar,
(d) pertumbuhan ambing dan puting baik,
(e) jumlah puting tidak lebih dari 4 dan letaknyasimetris,
(f) sehat dan tidak cacat.

Pejantan yang baik harus memenuhi kriteria sebagaiberikut:
(a) umur sekitar 4- 5 tahun,
(b) memiliki kesuburan tinggi,
(c) daya menurunkan sifat produksi yang tinggi kepadaanak-anaknya,
(d) berasal dari induk dan pejantan yang baik,
(e) besar badannya sesuai dengan umur, kuat, danmempunyai sifat-sifat pejantan yang baik,
(f) kepala lebar, leher besar, pinggang lebar, punggungkuat,
(g) muka sedikit panjang, pundak sedikit tajam dan lebar,
(h) paha rata dan cukup terpisah,
(i) dada lebar dan jarak antara tulang rusuknya cukuplebar,
(j) badan panjang, dada dalam, lingkar dada dan lingkarperut besar,
(k) sehat, bebas dari penyakit menular dan tidakmenurunkan cacat pada keturunannya.

1) Pemilihan bibit dan calon induk

Untuk mengejar produktivitas ternak yang tinggi, diperlukan perbaikanlingkungan hidup dan peningkatan mutu genetik ternak yang bersangkutan.
Bibit yang baru datang harus dikarantina untuk penularan penyakit. Kemudianbibit diberi minum air yang dicampur garam dapur, ditempatkan dalam kandangyang bersih dan ditimbang serta dicatat penampilannya.

2) Perawatan bibit dan calon induk
 
Seluruh sapi perah dara yang belum menunjukkantanda-tanda birahi atau belum bunting setelah suatu periode tertentu, harusdisisihkan. Jika sapi yang disisihkan tersebut telah menghasilkan susu, sapidiseleksi kembali berdasarkan produksi susunya, kecenderungan terkena radangambing dan temperamennya.

3) Sistim Pemuliabiakan
 
Seringkali sapi perah dara dikawinkan dengan pejantanpedaging untuk mengurangi risiko kesulitan lahir dan baru setelah menghasilkananak satu dikawinkan dengan pejantan sapi perah pilihan. Bibit harus diberikesempatan untuk bergerak aktif paling tidak 2 jam setiap hari.

Pemeliharaan
Sanitasi dan Tindakan Preventif
Pada pemeliharaan secara intensif sapi-sapi dikandangkansehingga peternak mudah mengawasinya, sementara pemeliharaan secara ekstensifpengawasannya sulit dilakukan karena sapi-sapi yang dipelihara dibiarkan hidupbebas. Sapi perah yang dipelihara dalam naungan (ruangan) memiliki konsepsiproduksi yang lebih tinggi (19%) dan produksi susunya 11% lebih banyak daripadatanpa naungan. Bibit yang sakit segera diobati karena dan bibit yang menjelangberanak dikering kandangkan selama 1-2 bulan.
Perawatan Ternak
Ternak dimandikan 2 hari sekali. Seluruh sapi indukdimandikan setiap hari setelah kandang dibersihkan dan sebelum pemerahan susu.Kandang harus dibersihkan setiap hari, kotoran kandang ditempatkan padapenampungan khusus sehingga dapat diolah menjadi pupuk. Setelah kandangdibersihkan, sebaiknya lantainya diberi tilam sebagai alas lantai yang umumnyaterbuat dari jerami atau sisa-sisa pakan hijauan (seminggu sekali tilamtersebut harus dibongkar).

Penimbangan dilakukan sejak sapi pedet hingga usia dewasa. Sapi pedet ditimbangseminggu sekali sementara sapi dewasa ditimbang setiap bulan atau 3 bulansekali. Sapi yang baru disapih ditimbang sebulan sekali. Sapi dewasa dapatditimbang dengan melakukan taksiran pengukuran berdasarkan lingkar dan lebardada, panjang badan dan tinggi pundak.
Pemberian Pakan

Pemberian pakan pada sapi dapat dilakukan dengan 3 cara,yaitu:
a) sistem penggembalaan (pasture fattening)
b) kereman (dry lot fattening)
c) kombinasi cara pertama dan kedua.

Pakan yang diberikan berupa hijauan dan konsentrat.Hijauan yang berupa jerami padi, pucuk daun tebu, lamtoro, alfalfa, rumputgajah, rumput benggala atau rumput raja. Hijauan diberikan siang hari setelahpemerahan sebanyak 30-50 kg/ekor/hari. Pakan berupa rumput bagi sapi dewasaumumnya diberikan sebanyak 10% dari bobot badan (BB) dan pakan tambahansebanyak 1-2% dari BB.
Sapi yang sedang menyusui (laktasi) memerlukan makanantambahan sebesar 25% hijauan dan konsentrat dalam ransumnya. Hijauan yangberupa rumput segar sebaiknya ditambah dengan jenis kacang-kacangan (legum).
Sumber karbohidrat berupa dedak halus atau bekatul, ampastahu, gaplek, dan bungkil kelapa serta mineral (sebagai penguat) yang berupagaram dapur, kapur, dll. Pemberian pakan konsentrat sebaiknya diberikan padapagi hari dan sore hari sebelum sapi diperah sebanyak 1-2 kg/ekor/hari.
Selain makanan, sapi harus diberi air minum sebanyak 10%dari berat badan per hari.
Pemeliharaan utama adalah pemberian pakan yang cukup dan berkualitas, sertamenjaga kebersihan kandang dan kesehatan ternak yang dipelihara. Pemberianpakan secara kereman dikombinasikan dengan penggembalaan Di awal musim kemarau,setiap hari sapi digembalakan. Di musim hujan sapi dikandangkan dan pakandiberikan menurut jatah. Penggembalaan bertujuan pula untuk memberi kesempatanbergerak pada sapi guna memperkuat kakinya.
Pemeliharaan Kandang

Kotoran ditimbun di tempat lain agar mengalami prosesfermentasi (+1-2 minggu) dan berubah menjadi pupuk kandang yang sudah matangdan baik. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat (agak terbuka) agar sirkulasiudara didalamnya berjalan lancar.
 
Air minum yang bersih harus tersedia setiap saat. Tempatpakan dan minum sebaiknya dibuat di luar kandang tetapi masih di bawah atap.Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidakdiinjak-injak atau tercampur dengan kotoran. Sementara tempat air minumsebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi daripadapermukaan lantai. Sediakan pula peralatan untuk memandikan sapi.

Hama dan Penyakit
 
Penyakit

1. Penyakit antraks

Penyebab: Bacillus anthracisyang menular melalui kontak langsung, makanan/minuman atau pernafasan.
Gejala: (1) demam tinggi, badanlemah dan gemetar; (2) gangguan pernafasan; (3) pembengkakan pada kelenjardada, leher, alat kelamin dan badan penuh bisul; (4) kadang-kadang darahberwarna merah hitam yang keluar melalui hidung, telinga, mulut, anus danvagina; (5) kotoran ternak cair dan sering bercampur darah; (6) limpa bengkakdan berwarna kehitaman.
Pengendalian: vaksinasi, pengobatanantibiotika, mengisolasi sapi yang terinfeksi serta mengubur/membakar sapi yangmati.

2. Penyakit mulut dan kuku (PMK) atau penyakit Apthae epizootica (AE)
 
Penyebab: virus ini menularmelalui kontak langsung melalui air kencing, air susu, air liur dan benda lainyang tercemar kuman AE.
Gejala: (1) rongga mulut, lidah, dan telapak kaki atau tracak melepuh sertaterdapat tonjolan bulat berisi cairan yang bening; (2) demam atau panas, suhubadan menurun drastis; (3) nafsu makan menurun bahkan tidak mau makan samasekali; (4) air liur keluar berlebihan.
Pengendalian: vaksinasi dan sapiyang sakit diasingkan dan diobati secara terpisah.

3. Penyakit ngorok/mendekur atau penyakit Septichaema epizootica (SE)
 
Penyebab: bakteri Pasturellamultocida. Penularannya melalui makanan dan minuman yang tercemar bakteri.
Gejala: (1) kulit kepala dan selaputlendir lidah membengkak, berwarna merah dan kebiruan; (2) leher, anus, danvulva membengkak; (3) paru-paru meradang, selaput lendir usus dan perut masamdan berwarna merah tua; (4) demam dan sulit bernafas sehingga mirip orang yangngorok. Dalam keadaan sangat parah, sapi akan mati dalam waktu antara 12-36jam.
Pengendalian: vaksinasi anti SE dandiberi antibiotika atau sulfa.

4. Penyakit radang kuku atau kuku busuk (foot rot)
 
Penyakit ini menyerang sapi yang dipelihara dalam kandangyang basah dan kotor.
Gejala: (1) mula-mula sekitar celahkuku bengkak dan mengeluarkan cairan putih keruh; (2) kulit kuku mengelupas;(3) tumbuh benjolan yang menimbulkan rasa sakit; (4) sapi pincang dan akhirnyabisa lumpuh.

Pencegahan Serangan
 
Upaya pencegahan dan pengobatannya dilakukan denganmemotong kuku dan merendam bagian yang sakit dalam larutan refanol selama 30menit yang diulangi seminggu sekali serta menempatkan sapi dalam kandang yangbersih dan kering.
Panen

Hasil Utama
 
Hasil utama dari budidaya sapi perah adalah susu yangdihasilkan oleh induk betina.

Hasil Tambahan
 
Selain susu sapi perah juga memberikan hasil lain yaitudaging dan kulit yang berasal dari sapi yang sudah tidak produktif serta pupukkandang yang dihasilkan dari kotoran ternak. 

Analisis Usaha Budidaya

Usahaternak sapi perah di Indonesia masih bersifat subsisten oleh peternak kecil danbelum mencapai usaha yang berorientasi ekonomi. Rendahnya tingkat produktivitasternak tersebut lebih disebabkan oleh kurangnya modal, sertapengetahuan/ketrampilan petani yang mencakup aspek reproduksi, pemberian pakan,pengelolaan hasil pascapanen, penerapan sistem recording, pemerahan, sanitasidan pencegahan penyakit. Selain itu pengetahuan petani mengenai aspek tata niagaharus ditingkatkan sehingga keuntungan yang diperoleh sebanding denganpemeliharaannya.

Produksi susu sapi di dunia kini sudah melebihi 385 juta m2/ton/th dengantingkat penjualan sapi dan produknya yang lebih besar daripada pedet, pejantan,dan sapi afkiran. Di Amerika Serikat, tingkat penjualan dan pembelian sapi danproduknya secara tunai mencapai 13% dari seluruh peternakan yang ada di dunia.Sementara tingkat penjualan anak sapi (pedet), pejantan sapi perah, dan sapiafkir hanya berkisar 3%. Produksi susu sejumlah itu masih perlu ditingkatkanseiring dengan peningkatan jumlah penduduk di dunia ini.

Untuk mencapai tingkat produksi yang tinggi maka pengelolaan dan pemberianpakan harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan ternak, dimana minimum pakanyang dapat dimanfaatkan oleh ternak (terserap) diusahakan sekitar 3,5- 4% daribahan kering.

Gambaran Peluang Agribisnis
 
Usahapeternakan sapi perah keluarga memberikan keuntungan jika jumlah sapi yangdipelihara minimal sebanyak 6 ekor, walaupun tingkat efisiensinya dapat dicapaidengan minimal pengusahaannya sebanyak 2 ekor dengan ratarata produksi sususebanyak 15 lt/hari. Upaya untuk meningkatkan pendapatan petani melaluipembudidayaan sapi perah tersebut dapat juga dilakukan dengan melakukan diversifikasiusaha. Selain itu melakukan upaya kooperatif dan integratif (horizontal danvertikal) dengan petani lainnya dan instansiinstansi lain yang berkompeten,serta tetap memantapkan pola PIR diatas (Sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar